TETAP KOMPETITIF DENGAN UJI KOMPETENSI BAHASA INGGRIS

Oleh : Tri Nurhayati, S. Pd. (Pemerhati pendidikan, pengajar Quantum Student)

Pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-38 pada 2006 telah menghasilkan Cetak Biru MEA 2015. Di dalamnya, terdapat empat pilar Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang terdiri atas 1) Pasar dan basis produksi tunggal; 2) Kawasan ekonomi berdaya saing tinggi; 3) Kawasan dengan pembangunan ekonomi yang merata dan berkeadilan; serta 4) Kawasan yang terintegrasi dengan ekonomi global.

Pilar-pilar tersebut kemudian kembali disempurnakan pada 2015 melalui Cetak Biru 2025 yang mencakup 1) Ekonomi yang terpadu dan terintegrasi penuh; 2) ASEAN yang berdaya saing, inovatif, dan dinamis; 3) Peningkatan konektivitas dan kerja sama sektoral; 4) ASEAN yang tangguh, inklusif, serta berorientasi dan berpusat pada masyarakat; juga 5) ASEAN yang global. 

Sebagai sebuah kawasan pasar tunggal di region Asia Tenggara, MEA membuka kesempatan setiap masyarakat ASEAN untuk berkecimpung dalam pasar perdagangan regional. Melalui kerja sama antarindustri dengan negara lain, derajat ekonomi kawasan Asia Tenggara diharapkan bisa terangkat. Tentunya, fenomena ini jelas membawa banyak peluang positif.

Meskipun demikian, tetap ada risiko-risiko yang patut diantisipasi. Terbukanya pasar Asia Tenggara justru menuntut setiap masyarakat regional untuk siap bersaing. Saat ini, sumber daya manusia ASEAN membutuhkan bekal kompetensi untuk bisa bertahan dan berkompetisi dengan sehat.

Menanggapi iklim tersebut, Indonesia telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk bisa beradaptasi dengan iklim MEA. Dalam Instruksi Presiden (Inpres) No. 6 Tahun 2014 tentang Peningkatan Daya Saing Nasional, tercantum empat belas strategi pengembangan yang turut mencakup peningkatan kompetensi tenaga kerja.

Banyak kompetensi yang dibutuhkan sebagai bekal persaingan di era MEA. Di luar etos kerja yang kuat dan keterampilan di setiap bidang, penguasaan bahasa Inggris sebagai lingua franca terpopuler bisa menjadi modal yang kuat. Selain memiliki manfaat komunikatif dalam lingkup MEA, penguasaan bahasa Inggris juga dapat menjadi nilai tambah dan meningkatkan mutu seseorang dalam persaingan kompetensi.4

Dalam hal peningkatan kompetensi bahasa Inggris, pendidikan memainkan peran yang sentral.5 Pemetaan kurikulum, kapasitas pengajar atau guru, dan semangat belajar siswa menjadi faktor penting untuk mencetak tenaga kerja Indonesia yang kompeten berbahasa Inggris. Tidak dapat dimungkiri, diperlukan sejumlah pelatihan dan sertifikasi untuk standardisasi bahasa Inggris masyarakat Indonesia.  

Bertolak dari urgensi tersebut, Grup Mentari menyediakan layanan ujian bahasa Inggris untuk siswa, guru, dan professional melalui unit layanannya, Mentari Assessment. Mentari Assessment merupakan pusat resmi untuk pengadaan ujian bahasa Inggris Cambridge English (Cambridge Assessment English).

Layanan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi readingwritinglistening, dan speaking bagi para siswa, guru, dan professional melalui ujian-ujian yang diselenggarakan. Dengan mengacu pada Common European Framework of Reference (CEFR), Cambridge Assessment English memetakan kemampuan bahasa Inggris seseorang ke dalam enam level, yaitu mulai dari level A1 untuk pemula hingga C2 untuk tingkat mahir.

Lebih dari 5 juta orang di 140 negara telah mengikuti Cambridge Assessment English. Bahkan, 20.000 universitas, perusahaan, pemerintahan, dan organisasi lainnya menggunakan sertifikat Cambridge English sebagai bukti atas kompetensi mereka dalam berbahasa Inggris. Layanan ini dapat membuka peluang para siswa untuk belajar bahasa Inggris dengan standar internasional.

Cambridge English juga turut menyediakan materi pembelajaran yang bisa mendukung proses ajar mengajar bagi para pengajar atau guru. Sementara bagi para profesional, layanan ini dapat meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris yang sesuai dengan bidang yang digeluti masing-masing.

Memasuki lima tahun tercetusnya MEA, Grup Mentari percaya bahwa kemampuan berbahasa Inggris adalah salah satu kompetensi penting untuk dikuasai. Melalui Mentari Assessment, kecakapan berbahasa Inggris siswa, guru, dan profesional Indonesia dapat terus terasah sesuai standar yang diakui secara internasional. Dengan demikian, sumber daya manusia Indonesia tidak hanya unggul dalam hal kuantitas, tetapi juga kualitas.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *